Kelompok Masyarakat Pengawas Pandanan Marine Technopark di Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat atau NTB, menghidupkan taman laut Pandanan sejak setahun terakhir. Pandanan merupakan desatinasi wisata selam dan snorkling dengan kedalaman lima sampai delapan meter.
Laut Pandanan berdekatan dengan kawasan pulau wisata Gili Indah, yang terdiri dari Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Wisatawan hanya perlu waktu sepuluh menit dari Gili Indah ke Laut Pandanan dengan naik kapal cepat. Kalau menumpang kapal biasa sekitar 30 menit.
“Wisatawan bisa menjumpai berbagai biota laut di Laut Pandanan,” kata Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Pandanan Marine Technopark, Haji Muhammad Syukur kepada Tempo, Jumat, 23 Juli 2021. Biota laut yang hidup di sana antara lain anemon, ikan badut, ikan kalajnengking, dan ikan lepu. Jika beruntung, wisatawan dapat melihat kuda laut sampai penyu liar.
Syukur yang menjadi penggerak kelompok pengawas Laut Pandanan, Kabupaten Lombok Utara, beserta biotanya ini semula adalah Tenaga Kerja Indonesia yang merantau ke Madinah, Arab Saudi. Pria 40 tahun ini hanya berbekal ijazah Paket C ketika pergi ke sana. Sekembali dari Arab Saudi, dia memutuskan membentuk kelompok pengawas laut.
Kini Kelompok Masyarakat Pengawas Pandanan Marine Technopark beranggotakan 20 penduduk lokal. Mereka mendapatkan keterampilan menyelam bersertifikat dari Open Water Professional Association of Diving Instructors ataub PADI. Anggota kelompok ini biasanya melayani wisatawan yang hendak menyelam atau snorkling.
Setiap sekitar Oktober atau ketika musim ombak besar, mereka juga melayani para peselancar turun bermain ombak di laut. Kelompok ini juga menginisiasi gerakan rehabilitasi terumbu karang. Pada Kamis, 22 Juli 2021, mereka menempatkan media transplantasi karang berupa 38 unit besi, sepuluh media plastik, 20 media beton atau fishdone, dan satu unit miniatur tapak tower.
Pada masing-masing rangka media transpalantasi itu ditempatkan lebih dari seribu potong bibit karang bantuan Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN) dan Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKII). Staf Fungsional Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut atau BPSPL Denpasar, NTB, Barmawi mengatakan perairan Pandanan memiliki potensi sebagai taman laut. “Kami mensupervisi upaya rehabilitasi terumbu karang itu,” katanya.